Bulog Serap Gabah Disambut Positif, Petani di Kudus Mulai Tambah Produksi Padi di MT II

KUDUS, Kabarhariini.id – Pemerintah telah membuat kebijakan agar Bulog menyerap seluruh hasil panen gabah dan beras milik para petani. Gabah Kering Panen (GKP) dari petani pun harus dibeli Bulog sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp 6.500 per kg.
Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Kudus pun berupaya agar seluruh hasil panen padi milik petani bisa dibeli oleh Bulog.
Kabid Tanaman Pangan dan Perkebunan Dispertan Kabupaten Kudus, Agus Setiawan menyampaikan, para petani merespon positif langkah Bulog untuk hasil panen padi langsung ke lokasi sawah. Petani merasa terbantu karena gabah mereka dibeli dengan harga yang proporsional.
“Petani senang, karena gabah dibeli dengan harga wajar dan langsung di tempat,” ucapnya.
Bahkan, kata Agus, ada kemungkinan peningkatan jumlah petani yang menanam padi pada Musim Tanam (MT) II mendatang. Terutama di lima kecamatan sentra produksi yakni Kecamatan Kaliwungu, Jati, Undaan, Mejobo, dan Jekulo.
“Untuk musim tanam kedua kita sudah ada kesepakatan dengan petani untuk menambah proporsi penanaman padi. Sebelumnya yang nanam ketan sampai 80 persen, nanti dibalik jadi 50 persen ketan dan 50 persen padi,” terangnya.
Rencana kenaikan proporsi tanam padi tersebut lantaran pada MT I lalu, masih banyak petani yang menanami lahan sawahnya dengan tanaman ketan. Padahal, tanaman ketan tidak masuk kategori cadangan pangan. Sehingga petani hanya bisa menjual kepada tengkulak.
“Sebagian petani (pada MT I) menanam ketan, dan itu tidak masuk kategori yang bisa diserap Bulog karena bukan bagian dari cadangan pangan,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa sejak program serap gabah (sergap) digencarkan, laporan harian serapan terus menunjukkan progres positif. Bahkan, dalam pelaporan nasional yang diterima saat Zoom Meeting dengan Presiden, disebutkan bahwa capaian serapan gabah tahun ini meningkat drastis.
“Dari laporan pusat, cadangan pangan Bulog sudah sangat aman. Bahkan, serapan tahun ini sudah mencapai 2.000 persen dibanding tahun sebelumnya. Jadi cadangan pangan di Indonesia sudah dipastikan aman,” ungkapnya.(Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Kabarhariini.id)