Sedekah Bumi, Warga Tambaklorok Semarang Larung Kepala Kerbau ke Laut

SEMARANG, Kabarhariini.id – Warga Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Mas, Kota Semarang, antusias mengikuti acara sedekah laut dengan arak-arakan sesaji untuk dilarung ke laut.
Prosesi acara sedekah laut sendiri telah dimulai sejak Sabtu, 24 Mei 2025 kemarin, dengan diawali pembacaan doa arwah jamak, khataman Al-Quran, tirakatan dan istighosah.
Adapun acara puncaknya yakni pelarungan kepala kerbau dan hasil bumi ke laut pada Minggu, 25 Mei 2025 pagi. Bangkrak yang berisi kepala kerbau disusun rapi bersama beberapa sesajen lainnya seperti buah-buahan, hasil bumi, rokok dan dupa.
Sebelum diarak, salah satu tokoh masyarakat membacakan doa dan memberikan bedak di kepala kerbau. Dengan diiringi tabuhan gamelan, bangkrak diarak dari Masjid Roudhatul Muttaqim menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan dinaikkan ke atas perahu berukuran besar.
Hampir kurang lebih 500 kapal mengiringi perjalanan bangkrak berisi sesaji tersebut. Setelah sejauh tiga kilometer dari daratan, bangkrak tersebut dilarung.
Sekretaris Panitia Sedekah Laut Achmad Sujud mengatakan bahwa sedekah laut biasanya diselenggarakan setiap bulan Apit (berdasarkan kalender Jawa, red). Hal itu merupakan bentuk rasa syukur warga Tambaklorok atas berkah yang diberikan dari laut.
“Kita sebagian besar bekerja sebagai nelayan, setiap hari tanpa memberi makan, kita mendapatkan ikan. Maka dengan bentuk rasa syukur ini diadakan sedekah laut agar bisa memberi keberkahan dan keselamatan para warga. Sekaligus sebagai bentuk nguri-nguri budaya,” jelasnya, Minggu, 25 Mei 2025.
Tak hanya pelarungan, rangkaian acara ini juga akan dimeriahkan dengan pagelaran wayang kulit pada Senin, 26 Mei 2025 besok dan pengajian akbar pada Selasa, 27 Mei 2025.
“Setelah larungan sesaji di tengah laut, malamnya ada wayangan dan besok Selasa malam ada pengajian akbar,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang Agustina turut menghadiri prosesi sedekah laut dengan menaiki kapal perang Menjangan milik Angkatan Laut (AL).
“Ini adalah bulan-bulan di mana seluruh warga Kota Semarang sedang mengucapkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan kepada alam semesta atas anugerah yang diberikan,” ujarnya.
Agustina menambahkan, setiap warga memiliki cara masing-masing dalam mengekspresikan rasa syukur. Ia juga menegaskan agar masyarakat terus merawat budaya sedekah laut.
“Yang memiliki laut, melakukan sedekah laut. Yang memiliki sawah atau usaha lainnya mengadakan wayangan, pengajian, atau bentuk doa bersama sesuai tradisinya,” ujarnya.
“Melalui sedekah laut, kita akan mengerti keterkaitan antara manusia dan alam. Kita jaga ya, Bapak Ibu, budaya ini,” tegasnya.
Usai sambutan Wali Kota Semarang, salah seorang kyai memberikan doa sembari menepuk air laut. Kemudian puluhan remaja berenang di laut untuk membantu prosesi pelarungan dan penenggelaman sesaji.
Selanjutnya para nelayan bergegas membasuh kapal dengan air laut yang sudah diberikan doa dan sesaji tersebut.
Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Utia Lil