Hasil Diumumkan, Bupati Pati Jamin Seleksi Pegawai RSUD Soewondo Dijalankan secara Objektif

PATI, Kabarhariini.id – Ratusan tenaga honorer tidak lolos dalam seleksi pegawai tetap di RSUD Soewondo Pati. Dari total 503 tenaga honorer yang mengikuti seleksi, terdapat 216 orang yang harus menerima kenyataan pahit.
Para tenaga honorer dari berbagai profesi mulai dari bidan, perawat, petugas administrasi, satpam dan petugas lainnya kini harus keluar dari RSUD Soewondo Pati, entah kemana nasib mereka kedepannya.
Tindakan tegas memberhentikan tenaga honorer yang tidak lolos seleksi itu harus dilakukan Pemkab demi memperbaiki RSUD Soewondo Pati.
“Karena dalam rekrutmennya tidak melalui cara yang benar, maka tidak harus seperti di perusahaan-perusahaan, pabrik-pabrik besar,” ujar Bupati Pati, Sudewo saat diwawancarai di Dinas Kesehatan, Rabu, 9 April 2025.
Sudewo mengatakan pemberhentian ratusan tenaga honorer di RSUD Soewondo Pati dilakukan setelah melalui seleksi yang dilakukan melalui lembaga terpercaya dari alumni Universitas Gajah Mada. Pihaknya juga menjamin bahwa lembaga yang menyelenggarakan seleksi benar-benar objektif.
“Itu lembaga yang melakukan seleksi yang tes itu adalah para alumni Universitas Gajah Mada dan sudah melakukan seleksi di pemerintahan daerah yang lain, sudah teruji kredibilitasnya, integritasnya, kondisionalitasnya,” jelas dia.
Sebelumnya, pengumuman hasil seleksi pegawai tetap BLUD UPT RSUD RAA Soewondo ini telah keluar dan dipasang di papan pengumuman rumah sakit, pada Selasa malam, 8 April 2025. Surat keputusan panitia seleksi tersebut ditandatangani oleh Direktur RSUD RAA Soewondo, Rini Susilowati.
Kebijakan seleksi ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Bupati Pati, Sudewo, yang sebelumnya meminta dilakukan rasionalisasi terhadap pegawai non-ASN dan non-PPPK di lingkungan RSUD Soewondo.
Tujuan pengurangan karyawan RSUD Soewondo tersebut adalah untuk memperbaiki manajemen keuangan rumah sakit yang dinilai terbebani oleh pengeluaran gaji yang terlalu besar.
Bupati Sudewo menegaskan pentingnya seleksi terbuka agar rumah sakit memiliki sumber daya manusia yang tidak hanya mencukupi dari sisi jumlah, tetapi juga berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
“Pengurangan harus dilakukan, dan caranya harus melalui tes yang fair dan terbuka. Siapa yang lolos sesuai kompetensi, itulah yang akan kami terima,” tegas Bupati dalam pernyataannya pada Minggu, 23 Maret 2025. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Kabarhariini.id)