PemerintahanKesehatan

TBC di Jateng Setara Covid-19, Target Temuan 106 Ribu Kasus

SEMARANG, Kabarhariini.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) merespons program quick win Prabowo Subianto yang baru saja disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI). Program ini mencakup penanggulangan Tuberkulosis (TBC), pemeriksaan kesehatan gratis, serta peningkatan fasilitas rumah sakit dari tipe D menjadi tipe C di berbagai daerah.

Kepala Dinkes Jateng, Yunita Dyah Suminar, menyatakan bahwa dari sejumlah poin program tersebut, pihaknya saat ini fokus pada upaya penanganan TBC. Alasannya, TBC dinilai memiliki tingkat kematian tinggi dan daya tular yang sangat cepat, bahkan setara dengan Covid-19.

“Kalau secara jumlah, kasus TBC itu sebetulnya sama dengan Covid. Tapi TBC lebih menimbulkan kematian, membuat penderita tidak produktif, dan penularannya melalui kontak erat itu lebih berbahaya,” ujar Dyah pada Rabu, 28 Mei 2025.

Pada 2025, Jawa Tengah ditargetkan menemukan 106.000 kasus TBC dengan harapan 90 persen pasien mendapatkan pengobatan secara layak. Dyah menekankan pentingnya pelacakan kontak erat atau tracing untuk setiap kasus yang ditemukan, mirip dengan prosedur pada masa pandemi Covid-19.

“Kalau ketemu satu kasus, tracing-nya minimal delapan orang yang berkontak langsung. Kalau Covid dulu kan 14,” jelasnya.

Namun, ia menyoroti tantangan besar yang dihadapi, yakni perilaku masyarakat yang masih belum mendukung upaya pencegahan. Dyah menekankan pentingnya penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti ventilasi rumah yang memadai dan paparan sinar matahari yang cukup, serta perlunya vaksin BCG untuk pencegahan dini pada bayi dan anak.

“Sebetulnya TBC ini bisa dicegah dengan vaksinasi BCG. Tapi ke depan, kami juga akan melakukan uji klinis untuk pencegahan yang lebih umum agar orientasinya tidak hanya pada pengobatan tetapi juga preventif,” terangnya.

Saat ini hanya 26 persen pasien TBC yang terdeteksi mendapatkan pengobatan. Padahal, pemprov menargetkan setidaknya 90 persen dari total 106.000 kasus bisa diobati dan sembuh hingga akhir 2025.

“Pengobatan TBC itu minimal enam bulan. Kalau pasien bosan dan tidak minum obat secara rutin, pengobatannya harus diulang dari awal. Bahkan bisa menjadi TBC yang resisten obat, dan itu pengobatannya jauh lebih mahal,” tutupnya.

Jurnalis: Rizky Syahrul A
Editor: Utia Lil

Artikel Terkait

Back to top button