Mengenal Susuk Wangan, Tradisi Pengambilan Berbagai Sumber Air di Kabupaten Semarang untuk Jamasan Pusaka

KABUPATEN SEMARANG, Kabarhariini.id – Pada rangkaian Hari Jadi Ke-504 Kabupaten Semarang, ada sebuah tradisi budaya yang tidak boleh ditinggalkan dari tahun ke tahun, yaitu Susuk Wangan.
Susuk Wangan sendiri adalah sebuah tradisi pengambilan air dari berbagai sumber mata air di desa-desa yang ada di 19 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Semarang.
Air-air yang diambil dari berbagai sumber mata air di 208 desa dari 19 kecamatan di Kabupaten Semarang ini, nantinya akan dikirab Merti Bumi Serasi menuju Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang yang ada di Ungaran Timur yang akan digunakan sebagai sarana jamasan pusaka yang ada di wilayah tersebut.
Salah satu kegiatan Susuk Wangan ini dilakukan di sumber mata air Umbul Senjoyo yang ada di Desa Tegalwaton, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Dimana disebutkan oleh Camat Tengaran, Sri Sulistyorini bahwa Susuk Wangan ini merupakan tradisi dari tahun ke tahun yang dilakukan menjelang Kirab Merti Bumi Serasi untuk menyambut HUT Kabupaten Semarang.
“Dan dalam Susuk Wangan ini juga ada kegiatan lainnya selain mengambil air dari tujuh sumber mata air yang ada di Desa Tegalwaton ini, diantaranya ada bersih-bersih lingkungan, penebaran bibit ikan, pelepasan burung, dan penanaman pohon beringin untuk menjaga ekosistem dan pelestarian alam di Senjoyo ini tetap terjaga,” katanya, Selasa, 11 Februari 2025.
Susuk Wangan ini juga disebutkan oleh Camat Tengaran sebagai wujud ungkapan terima kasih warga Kabupaten Semarang kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat sumber air yang berlimpah, baik di wilayah Kecamatan Tengaran dan wilayah-wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Semarang ini.
“Yang melakukan Susuk Wangan ini tidak hanya kami yang ada di Tengaran saja, tapi juga di desa-desa lainnya dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang,” imbuh dia.
Pada Kamis, 13 Februari 2025 air-air yang sudah dikumpulkan dari kegiatan tradisi budaya Susuk Wangan ini, akan dikirab dari wilayah kecamatan paling selatan di Kabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Kaliwungu. Kemudian pararel disambung dari kecamatan ke kecamatan berikutnya pada Kirab Merti Bumi Serasi yang diselenggaran selama dua hari, yaitu Kamis-Jumat, 13-14 Februari 2025.
Kemudian, air-air itu pada Jumat, 14 Februari 2025 akan dikumpulkan di Pendopo Rumah Dinas Bupati Semarang, untuk selanjutnya dilakukan tradisi Wilujengan dan Jamasan Pusaka yang ada banyak sekali di Kabupaten Semarang, diantaranya keris, meriam, dan pusaka-pusaka lainnya peninggalan pendiri Kabupaten Semarang dulunya.
Disisi lain, terpisah pada rangkaian Hari Jadi ke-504 Kabupaten Semarang, Bupati Semarang, Ngesti Nugraha bersama jajaram Forkompimda Kabupaten Semarang melakukan ziarah makam ke Ki Ageng Pandanaran I yang ada di Kelurahan Mugasari, Kota Semarang dan dilanjutkan ziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran II di Desa Paseban, Tembayat, Kabupaten Klaten.
Dimana ziarah ke makam Ki Ageng Pandanaran I dan Ki Ageng Pandanaran II disebutkan oleh Ketua Pembina Yayasan Sosial Pandan Arang Semarang, H Aris Pandan Setiawan ini rutin dilakuka oleh kepala daerah di Kabupaten Semarang sebagai bentuk rasa hormat kepada para leluhur dan pendiri Kabupaten Semarang dahulunya.(Lingkar Network | Hesty Imaniar – Kabarhariini.id)