Berita TerkiniBisnis

Unik, Begini Cara Musholla di Mayong Jepara Danai Kegiatan Keagamaan

JEPARA, Kabarhariini.id – Desa Mayong Lor, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara memiliki kegiatan bulanan yang unik dan dapat menarik antusias masyarakat sekitar.

Kegiatan itu yakni Car Free Day (CFD) yang diselenggarakan di lingkungan desa tepatnya di sepanjang Jalan Pramuka sekitar area Musholla Al-Ikhlas. Jalan ini merupakan salah satu jalan yang representatif untuk diadakannya kegiatan kemasyarakatan, sehingga kegiatan ini bisa eksis sampai kegiatan yang ke 5 ini.

Hal tersebut tidak luput dari dukungan dari Pemerintah Desa setempat, guna meningkatan perekonomian desa khsususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Ketua Panitia CFD, Arif Supriyanto menyampaikan jika awal mula tercetusnya kegiatan ini karena ide dari Bolo Al-Ikhlas pada bulan Agustus tahun lalu saat rapat pembahasan perayaan 17an. Tujuannya agar Musholla Al-Ikhlas mandiri dalam pendanaan dan tidak tergantung pada donasi atau sumbangan masyarakat sekitar.

“Memang semua hasil dari penyelenggaraan CFD ini untuk Musholla. Baik itu kas musholla maupun untuk kegiatan keagaaman,” kata Arif saat ditemui wartawan Lingkar pada Minggu, 9 Februari 2025.

Arif menegaskan untuk modal awal hanya Rp 2 juta, dan saat ini sudah bisa untuk berbagai kegiatan keagamaan serta pengadaan sound sistem baru senila Rp 8,5 juta. Pada saat launching CFD ini, hanya ada 100 lapak pedagang yang ikut andil, namun antusias pengunjung luar biasa.

“Saat ini sampai ke CFD yang ke-5, total ada 130an lapak pedagang yang didominasi warga lokal. Setiap eventnya ada penambahan lapak,” tambahnya.

Atas usulan dan arahan dari Pemdes setempat, kedepannya akan ada event lapak ngabuburit pada satu minggu pertama di bulan Ramadhan sekaligus uji coba. Kemudian pada minggu kedua dan ketiganya untuk evaluasi serta persipan untuk event pada akhir Ramadhan.

“Kami akan adakan Festival Bazar Ramadhan pada minggu akhir Bulan Ramadhan nantinya. Start dari jam 2 siang, hingga malam setelah shalat teraweh,” ungkapnya.

Para pedagang yang ingin mendirikan lapak di CFD ini hanya dikenakan biaya retribusi Rp 10 ribu setiap event-nya dan untuk infaq Musholla Al-Ikhlas. Sementara untuk para pengunjung, hanya dikenakan biaya infaq parkir seikhlasnya.

Sementara itu, salah satu pedagang Dimsum di CFD, Ana Fatihatul Nasiroh mengungkapkan jika pihaknya berjualan dimsum setiap harinya di ruko sekitar Balai Desa Mayonglor. Namun, ia mengaku jika saat event seperti CFD ini sangat meningkatkan jumlah pendapatannya.

“Kalau dibandingkan hari biasa, ada perbedaan sebanyak tiga kali lipat. Kami berharap lebih digiatkan lagi kegiatan ini,” kata Nana.

Pada kesempatan yang sama, Pedagang Takoyaki, Muhammad Khusnul Abidin mengaku jika pihaknya baru dua bulan jualan takoyaki ini. Pada hari biasa, Khusnul berjualan di area sekolah dan Pasar Mayong pada malam harinya.

“Memang ada perbedaan, bisa dua kali lipat. Dalam satu kali CFD, bisa meraup omset Rp 400 ribu,” kata Khusnul.

Senada dengan pedagang lainnya, Khusnul juga berharap kegiatan CFD ini lebih sering diadakan. Paling tidak dua kali dalam satu bulan.

Dengan adanya kegiatan CFD ini, diharapkan dapat menimbulkan dampak yang positif serta meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Mayonglor. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Kabarhariini.id)

Artikel Terkait

Back to top button