Mencicipi Lezatnya Keong Srutup Khas Kudus, Cita Rasa Kuah Bening yang Menyegarkan

KUDUS, Kabarhariini.id – Berbagai kuliner khas Kabupaten Kudus terkenal lezat dan patut untuk dicoba ketika berkunjung ke sana. Salah satu kuliner yang jangan sampai dilewatkan yakni keong srutup khas Kudus.
Pasalnya, olahan makanan berbahan dasar keong sawah ini dikenal memiliki citarasa yang menyegarkan. Keong Srutup khas Kudus yang bisa menjadi pilihan untuk dicicipi yakni milik Ibu Puji Rahayu yang berada di Kafe Celosia Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Keong Srutup milik ibu puji diolah menjadi masakan kuah sayur bening, namun memiliki rasa pedas asem menyegarkan. Ia menyebut, keong srutup buatannya memiliki cita rasa pedesaan yang dikelola dengan racikan bumbu khusus.
Harga yang dibandrol untuk satu porsi nya pun sangat murah yakni hanya Rp 5 ribu saja. Kuliner ini pun bisa dinikmati saat musim panas maupun musim hujan.
Puji mengaku, awal mula membuka warung keong srutup lantaran rindu masakan dari sang ibunda. Dirinya pun kemudian membuat keong srutup seperti buatan ibunya dengan ditambah bumbu-bumbu rempah lainnya.
“Jadi resep dari ibu itu saya olah lagi saya kombinasikan dengan rempah-rempah supaya rasanya semakin segar,” ucapnya.
Puji mengaku sudah banyak pelanggan yang datang kembali ke warungnya. Ia mengatakan, para pelanggan menyebut bahwa keong srutup buatannya berbeda dengan yang dijual di tempat lain.
“Katanya rasanya lebih segar, pedasnya pas, pokoknya beda dari yang lainnya. Bahkan mereka kalau ke sini pasti tidak hanya makan keongnya saja tapi kuahnya juga dihabiskan,” ujarnya.
Dalam sehari, Puji bisa menghabiskan 3-10 kilogram keong yang dimasak dengan cita rasa khas kuah bening, dilengkapi dengan daun singkil yang dipercaya mengandung banyak manfaat kesehatan.
“Saya memang buat dengan kuah bening karena biasanya dimasak dengan kuah keruh,” ucapnya.
Puji Rahayu mulai berjualan keong srutup sejak 2017 silam. Sebagai pedagang kuliner, Puji menilai bahwa stok keong di Kabupaten Kudus dalam kurun waktu 5 tahun ke belakang masih cukup melimpah. Tersebar di daerah sawah dan perairan Desa Kesambi, Bulungcangkring, Karangrowo, dan beberapa desa lainnya.
“Karena keong sruput ini banyak yang suka, kulinernya harus tetap ada. Kebetulan ada pengepul keong di Undaan, jadi mitra para pedagang kuliner keong sruput,” tuturnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Kabarhariini.id)