Ponpes di Pati Diimbau Waspada Oknum Janjikan Kerjasama Pendirian Dapur MBG

PATI, Kabarhariini.id – Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Pati mengimbau para pemilik pondok pesantren (Ponpes) untuk berhati-hati jika ada pihak yang mengaku mitra Badan Gizi Nasional (BGN) dan menawarkan proyek pendirian dapur umum dengan syarat menyetorkan biaya tertentu.
Hal itu disampaikan Kasi PD Pontren, Kantor Kemenag Kabupaten Pati, Darmanto saat ditemui di kantornya pada Kamis, 23 Januari 2025. Pihaknya mewanti-wanti pengasuh ponpes agar tidak mudah tergiur dengan yang tawaran oknum yang mengatasnamakan BGN untuk mendirikan dapur umum.
“Jangan-jangan itu fiktif, oknum. Maka kami sudah mewanti-wanti untuk Pak Yai, Bu Nyai pengasuh pondok pesantren. Jika ada pungutan atau apapun, mungkin ngaku-ngaku dari BGN, silahkan lapor ke kami. Dan kami pasti akan langsung konfirmasi ke Kanwil Jateng,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis, 23 Januari 2025.
Kendati demikian, pihaknya mendukung jika ada ponpes yang berminat menjadi mitra BGN resmi untuk mendirikan dapur umum program MBG. Mengingat, beberapa waktu lalu Koperasi Pondok Pesantren (Inkopontren) mendapatkan tawaran dari BGN untuk bermitra.
Darmanto menyebut, untuk menjadi mitra BGN dalam pendirian dapur umum setidaknya ponpes harus memiliki luas 400 meter persegi. Yang mana, lahan tersebut diperuntukkan untuk melayani 3 ribu santri yang berada di radius 5 km dari dapur umum tersebut.
“Nah, di Inkopontren kemarin sudah diberi penawaran, monggo mau jadi dapur umum. Tapi syaratnya ya harus punya lahan yang bisa untuk melayani 3 ribu santri dengan jarak radius 5 km, dan pengirimannya,” jelasnya.
Ratusan Ribu Santri di Pati akan Terima Paket Makan Bergizi Gratis, Berikut Rinciannya
Lebih lanjut, jika ponpes menjadi mitra BGN resmi dan mendirikan dapur umum, terdapat beberapa keuntungan yang didapatkan. Dari hasil kerjasama yang dilaksanakan dapat menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk membiayai pesantren.
“Kalau pesantren besar punya lahan nganggur ya kita dorong. Karena ini juga pasti ada value-nya, pasti ada keuntungan yang bisa kembali ke pondok itu. Wirausaha kemandirian pesantren,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Kabarhariini.id)