Berita TerkiniPemerintahan

PMK Jangkit 55 Sapi di Kabupaten Pekalongan, Sosialisasi dan Edukasi Peternak Ditingkatkan

PEKALONGAN, Kabarhariini.id – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Pekalongan telah menimbulkan kekhawatiran kalangan peternak. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan, hingga 6 Januari 2025, tercatat sebanyak 55 ekor sapi telah terjangkit dari total populasi ternak sekitar 17 ribu ekor.

Saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa sore, 7 Januari 2025, drh. Mutasim Billah, selaku medik veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan, menjelaskan bahwa penyebaran PMK di daerah ini sebagian besar disebabkan oleh lalu lintas ternak dari wilayah yang juga terdampak wabah.

“Banyak pedagang ternak mengambil hewan dari daerah wabah seperti Boyolali dan pasar-pasar di wilayah timur, sehingga virus ini terus menyebar,” ujarnya.

Drh. Mutasim memaparkan bahwa gejala PMK pada hewan ternak meliputi demam tinggi, hipersalivasi (air liur berlebih), dan munculnya lepuh atau luka pada bagian bibir, gusi, lidah, serta kuku. Hewan ternak yang terjangkit juga cenderung kehilangan nafsu makan. Penyakit ini terutama menyerang hewan berkuku belah, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, dan babi.

Untuk menekan penyebaran PMK, kata dia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pekalongan telah mengambil langkah pengawasan ketat di pasar-pasar hewan, termasuk penyemprotan disinfektan pada truk pengangkut ternak.

 “Misalnya, di Pasar Hewan Kajen yang memiliki hari pasaran Rabu, kami berencana melakukan penyemprotan truk dan pembagian disinfektan kepada peternak,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau agar para peternak tidak panik menghadapi wabah PMK. 

“Waspada boleh, tetapi jangan panik. Penyakit ini sudah lama ada, dan pencegahannya sudah diketahui. Misalnya, hindari pergi ke kandang peternak lain dan mandi serta mengganti pakaian sebelum kembali ke kandang,” tambahnya.

Bagi peternak yang ingin melaporkan gejala PMK pada hewan ternak mereka, dapat menghubungi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian melalui nomor 0895-0337-8507. Drh. Mutasim juga menyarankan pemberian pakan tambahan berupa jamu-jamuan tradisional seperti temulawak dan temu ireng untuk meningkatkan daya tahan tubuh ternak.

“Penyakit ini memang belum ada obatnya, sehingga fokus kita adalah pada pencegahan dan penguatan kekebalan hewan,” pungkasnya.

Gelar Sosialisasi ke Peternak

Dalam upaya mencegah penyebaran PMK pada hewan ternak, jajaran Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan menggelar sosialisasi langsung kepada peternak di desa-desa binaan. Kegiatan ini difokuskan pada edukasi tentang pentingnya kebersihan kandang dan vaksinasi sebagai langkah utama pencegahan.

Kasubsi Penmas Sihumas Polres Pekalongan, Iptu Suwarti, menjelaskan bahwa sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran peternak terhadap ancaman PMK

“Kami memberikan penjelasan tentang pentingnya menjaga kebersihan kandang dan rutin memeriksa kesehatan hewan ternak agar terhindar dari PMK,” ujar Suwarti, Rabu, 8 Januari 2025.

Selain edukasi umum, para Bhabinkamtibmas juga mengingatkan peternak untuk segera mengambil tindakan jika mendapati hewan menunjukkan gejala sakit. Hewan yang dicurigai terinfeksi PMK diminta segera dipisahkan dan dilaporkan kepada petugas terkait, seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa, atau perangkat desa. Langkah ini penting agar Dinas Peternakan dapat melakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut guna mencegah penularan.

“Peternak juga dibekali informasi tentang ciri-ciri hewan yang terinfeksi PMK, seperti lesu, demam, dan luka pada mulut atau kuku. Harapannya, mereka dapat lebih waspada dan sigap mengambil langkah pencegahan,” tambah Suwarti.

Menurutnya, program ini merupakan bentuk kepedulian Polri terhadap kesejahteraan masyarakat, terutama dalam menjaga kesehatan hewan ternak yang menjadi salah satu sumber ekonomi warga desa.

“Kami ingin memastikan bahwa peternak memahami pentingnya kebersihan dan vaksinasi. Langkah ini adalah bentuk dukungan Polri dalam menjaga stabilitas sektor peternakan,” tandas Suwarti.(Lingkar Network | Fahri Akbar – Kabarhariini.id)

Artikel Terkait

Back to top button