Target Selesai Oktober 2025, Warga Terdampak Bendungan Jragung Direlokasi ke Borrow Area

KABUPATEN SEMARANG, Kabarhariini.id – Berbagai kesiapan dilakukan baik pemerintah pusat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang mengenai kesiapan pembangunan konstruksi Bendungan Jragung yang ada di Kecamatan Pringapus.
Bendungan Jragung tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang difungsikan untuk mengatasi sejumlah permasalahan, mulai dari kekeringan, penanganan banjir, hingga ketahanan pangan itu ditargetkan selesai pada Oktober 2025 untuk pembangunan konstruksi.
Meski ditarget Oktober 2025 selesai, saat ini sejumlah warga yang tinggal di sekitar Bendungan Jragung, seperti warga di Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, sudah dipindah atau direlokasi di Borrow Area.
Kepala Desa (Kades) Candirejo, Haryoto menjelaskan bahwa seluruh warga di Dusun Kedungglatik sudah dipindahkan ke Borrow Area yang juga ada di Desa Candirejo, Pringapus.
“Seluruh warga di Dusun Kedungglatik yang terkena dampak pembangunan Bendungan Jragung ini sudah direlokasi semuanya di Borrow Area yang juga ada di Desa Candirejo,” ungkapnya di Pringapus, Kabupaten Semarang, Jumat, 3 Januari 2024.
Haryoto juga mengatakan bahwa fasilitas di Borrow Area itu disebutkannya sudah lengkap, tapi memang di Borrow Area yang masih jadi kendala itu keberadaan air bersih.
“Berbagai usaha sudah dilakukan, mulai dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sudah melakukan pengeboran sumber mata air sebanyak dua kali di titik berdekatan dengan Borrow Area, tapi masih nihil hasilnya. Jadi sementara selain dropping juga ambil air di wilayah luar Borrow Area, karena kalau musim hujan seperti ini, air di wilayah sekitar Borrow Area masih mudah didapatkan,” katanya kembali.
Ia juga membeberkan, untuk fasilitas lainnya di Borrow Area sudah lengkap, termasuk jambanisasi juga sudah lengkap di lokasi relokasi warga Dusun Kedungglatik itu.
“Jamban, rata-rata warga bikin sudah bikin sendiri, fasilitas lainnya juga sudah ada artinya sudah lengkap dan bisa ditempati. Oleh karenanya, relokasi warga terdampak pembangunan Bendungan Jragung ini sudah dilakukan, karena fasilitas dan keamanan semuanya aman, tidak ada yang mengkhawatirkan,” tegasnya.
Disinggung soal wilayah Dusun Kedungglatik yang sempat diterjang banjir beberapa waktu lalu, imbas dampak dari pembangunan Bendungan Jragung, Haryoto menyatakan jika saat ini yang ada tersisa di Dusun Kedungglatik itu hanyalah rumah-rumah hewan ternak (kandang).
“Tersisa kandang saja, rumah-rumah hewan ternak warga, kalau untuk warga saat banjir kemarin sudah pindah semuanya di Borrow Area, jadi tidak ada warga yang terdampak dari banjir beberapa hari lalu,” sebut Haryoto.
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo menyempatkan diri meninjau pembangunan Bendungan Jragung di Pringapus tersebut.
Dimana disebutkan oleh Dody, bahwa kontruksi dari pembangunan Bendungan Jragung itu sudah mencapai 80,2 persen, dan ditargetkan akan selesai Oktober 2025.
“Kami pada kesempatan kali ini juga meminta kepada BBWS Pemali Juana sebagai penanggungjawab pembangunan Bendungan Jragung untuk segera memempercepat fungsional jaringan irigasi yang bersumber dari Bendungan Jragung ini, yang utama adalah support Daerah Irigasi (DI) Jragung yang diharapkan dapat menyuplai air irigasi di sini,” terang dia.
Hal itu ditujukan supaya di wilayah sekitar Bendungan Jragung ini, para petani mampu melakukan tiga kali masa tanam.
“Dengan demikian nanti bisa tiga kali masa tanam disini, sebagai bentuk upaya kami mendukung program ketahanan pangan, selain itu di sekitar Bendungan Jragung ini akan ada tambahan luas tanam 475 Hektare (Ha), bebernya.
Menteri Dody mengatakan pada 2025 Kementerian PU juga akan menyiapkan DI baru yang bersumber dari Bendungan Jragung.
Dengan demikian, pada awal tahun 2026 nanti, setelah proses impounding (penggenangan air) ini selesai dilakukan, maka Kementerian Pertanian sudah dapat mencetak sawah .
“Bendungan ini kita sebut sebagai irigasi premium, jadi kalau ada bendungan, ada irigasinya kita bisa mengharapkan tiga kali tanam,” papar Menteri Dody.
Sebagai informasi, Bendungan Jragung ini memiliki kapasitas tampung 90 juta meter kubik dan luas genangan 451 hektare, utamanya untuk menyuplai air bagi daerah irigasi Jragung seluas 4.528 hektare di Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Grobogan.
“Selain itu, bendungan ini akan bermanfaat sebagai sumber air baku sebesar 1.000 liter yang terbagi untuk wilayah Kota Semarang sebesar 500 liter/detik, Kabupaten Grobogan 250 liter/detik, dan Kabupaten Demak 250 liter/detik,” lanjutnya.
Bendungan Jragung juga diproyeksikan sebagai infrastruktur pengendali banjir sebesar 880 hektare, juga untuk potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 90 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebesar 1,4 MW.
“Untuk kontrak pembangunan Bendungan Jragung ini ditandatangani pada 2020 dan mulai konstruksi pada pertengahan 2021 setelah proses penyiapan lahan. Anggaran pembangunan Bendungan Jragung bersumber dari APBN senilai Rp 3 triliun dengan pelaksanaan pekerjaan yang terbagi menjadi tiga paket pekerjaan,” imbuhnya kembali.
Yaitu Paket I dikerjakan oleh penyedia jasa PT Waskita Karya, Paket II dikerjakan oleh PT Wijaya Karya-PT BRP (KSO), dan Paket III dikerjakan PT Brantas Abipraya-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO).(Lingkar Network | Hesty Imaniar – Kabarhariini.id)