Pemerintahan

Walkot Semarang Dorong Kopdes Merah Putih Sediakan Truk Sampah

SEMARANG, Kabarhariini.id – Wali Kota (Walkot) Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengaku akan menggandeng Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih untuk menyediakan truk sampah pada tiap kelurahan.

Pasalnya, sampah yang dibuang di TPA Jatibarang setiap hari mencapai 850 ton. Selain itu, alat transportasi pengangkutan sampah juga dinilai masih kurang dan tak optimal.

Agustina mengungkap, saat ini jumlah armada pengangkut sampah terbatas dan kondisinya sudah mulai tua. Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa manajemen pengangkutan sampah yang efektif perlu diterapkan terutama dari wilayah hilir.

“Pengadaan truk dari 2012 sampai 2019 itu totalnya 90 unit. Kalau kita lihat mobil sudah capek, banyak yang ambrol. Kalau usia sudah 5-6 tahun bentuknya seperti apa coba. Karena itu kita terima kasih kepada masyarakat yang memberikan gambar di media sosial,” terangnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, kata dia, telah membeli lima truk baru dan memperbaiki beberapa kontainer. Namun, keterbatasan anggaran membuat pembelian truk dalam jumlah besar menjadi sulit direalisasikan.

Atas dasar kondisi tersebut, ia medorong Kopdes Merah Putih bisa memiliki dan mengoperasikan truk sampah sendiri di tingkat kelurahan.

“Bagus banget, nanti biar Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) yang membuat kajian mengenai itu dan bisa dipakai oleh Koperasi Merah Putih. Kan ini berarti kajian bisnis, ada yang bayar,” jelasnya.

Berdasarkan perhitungan, Kota Semarang membutuhkan sekitar 139 unit truk untuk menuntaskan persoalan pengangkutan sampah. Saat ini baru tersedia 114 truk, sehingga dibutuhkan kerja sama yang inovatif agar kebutuhan tersebut terpenuhi.

“Kalau suruh beli 90 lagi dengan APBD, waduh nggak kuat kita,” paparnya.

Wali Kota juga menyebut, skenario ideal yaitu setiap kelurahan memiliki satu truk dan empat kontainer. Menurutnya hal itu sudah cukup untuk menyelesaikan masalah sampah, bahkan dapat menjadi sumber pemasukan bagi kelurahan.

“Kelurahan kalau punya satu truk dan empat kontainer, bisa selesai pengangkutan kan ada yang bayar. Tapi ini sebuah visi yang luar biasa,” katanya.

Agustina menegaskan bahwa pengelolaan di tingkat hulu sudah berjalan cukup baik. Bahkan, 48 rumah telah terintervensi secara langsung dan menunjukkan adanya potensi ekonomi dari pengolahan sampah.

“Kalau di tingkat hulu saya kira ini tinggal jalan aja. Dan itu tidak di tataran Pemkot, tapi di tataran kecamatan dan kelurahan, masyarakat. Apalagi sudah terdeteksi ada putaran ekonomi di sana,” tandasnya.

Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Utia Lil

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kabarhariini.id

Artikel Terkait

Back to top button