Bekas Galian C Makan Korban di Nalumsari Jepara Ternyata Ilegal, Bakal Dipagar ESDM Kendeng Muria
PATI, Kabarhariini.id – Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Muria bakal memberikan papan peringatan dan pagar di lahan bekas galian C di Desa Gemiring Lor, Kecamatan Winong, Kabupaten Jepara.
Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Kendeng Muria Jawa Tengah, Dwi Suryono mengatakan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkompimcam) Nalumsari untuk memasang papan peringatan dan pagar di sepanjang kubangan bekas galian C.
“Dari kejadian itu, kita kemarin sudah ketemu Forkompimcam, kita sarankan biar diambil langkah-langkah pengamanan di lokasi itu, karena masih tergenang, diberi papan peringatan, sama di pagari,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu, 12 Februari 2025.
Menurutnya, lahan bekas galian C di Gemiring Lor tersebut memang tidak memiliki izin alias ilegal. Sehingga, tidak ada pihak yang mengawasi terkait kondisi lahan bekas galian C tersebut, hingga mengakibatkan seorang anak tenggelam dan meninggal.
“Itu memang diduga dari kegiatan tambang tanah huruk yang memang belum izin. Memang dari ilegal maining, kalau ilegal ya tidak ada yang mengawasi, membina. Karena mereka ilegal, seperti itu kondisinya,” jelas dia.
Dia menyebut, lahan bekas galian C tersebut memiliki lebar kurang lebih 2 ribu meter persegi dengan kedalaman sekitar 45 meter. Didalam lahan bekas galian C milik perorangan tersebut, terdapat lumpur yang berasal dari bekas tanah galian.
“Pada saat kita ke sana tidak banyak yang memberi informasi itu, karena sudah ditinggalkan. Kan lahan itu sudah selesai. Kalau informasi hak milik perorangan,” jelasnya.
Bekas Galian C di Nalumsari Jepara Makan Korban, Pelaku Tambang Diminta Pasang Papan Peringatan
Untuk mencegah adanya dampak negatif lainnya seperti mengganggu lahan pertanian, pihaknya menyebut perlu adanya sosialisasi dari pemerintah kepada pemilik lahan. Sehingga, lahan bekas galian C tersebut tidak mengganggu aktivitas pertanian setempat.
“Karena sistemnya leveling, perlu ada sosialisasi kepada pemilik lahan agar tidak dikeruk terus. Tugas bersama untuk memberikan pengertian itu,” tandanya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Kabarhariini.id)
