Berkata Kasar dan Kotor Apakah Membatalkan Puasa? Begini Hukumnya

Kabarhariini.id – Bulan Ramadhan merupakan momen istimewa bagi umat Muslim untuk memperbanyak ibadah dan menahan hawa nafsu, termasuk menahan ucapan yang tidak baik dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, tak jarang dalam keseharian, tanpa disadari seseorang melontarkan kata-kata kasar atau kotor saat sedang berpuasa. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah berkata kasar saat puasa bisa membatalkan ibadah tersebut?
Ucapan yang tidak pantas seperti makian, hinaan, atau kata-kata kotor memang tidak selaras dengan makna puasa yang menuntut kesabaran dan pengendalian diri dalam berpuasa. Meski demikian, ada pemahaman yang perlu diketahui tentang bagaimana Islam memandang hal tersebut dan pengaruhnya terhadap sah atau tidaknya puasa seseorang.
Selengkapnya, simak penjelasan mengenai hukum berkata kasar saat berpuasa dan bagaimana seharusnya menjaga lisan di bulan suci Ramadhan, melansir berbagai sumber.
Hukum berkata kasar dan kotor bisa membatalkan puasa?
Dalam ajaran Islam, perkataan kasar dan kotor merupakan perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya pada surat An-Nisa ayat 148:
لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الْجَهْرَ بِالسُّوْۤءِ مِنَ الْقَوْلِ اِلَّا مَنْ ظُلِمَۗ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيْعًا عَلِيْمًا
lâ yuḫibbullâhul-jahra bis-sû’i minal-qauli illâ man dhulim, wa kânallâhu samî‘an ‘alîmâ
Artinya: “Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Perilaku tersebut sebaiknya dihindari, terutama saat menjalankan ibadah puasa. Sebab, berkata kasar bertolak belakang dengan esensi puasa yang menekankan pengendalian diri, kesabaran, dan menjaga akhlak.
Berkata kasar adalah perilaku tercela yang tidak pantas dilakukan, terlebih saat menjalankan ibadah puasa. Sikap ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga lisan. Rasulullah SAW pun pernah menasihati umatnya agar menjauhi perkataan kotor dan tidak pantas:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانٍ وَلَا بِاللَّعَّانٍ وَلَا الْفَاحِشِ الْبَدِيءِ
Laisa al-mu’minu bitha”an, wa laa bil-la’aan, wa laa alfaahisy al-badzii’
Artinya: “Orang yang beriman bukanlah yang suka mencela, mengutuk, atau berbicara kotor dan kasar.” (HR. Ahmad)
Berkata kasar dianggap tidak sejalan dengan tujuan utama ibadah puasa, yaitu menahan hawa nafsu dan mengendalikan diri dari perilaku buruk. Saat berpuasa, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak kesabaran dan menahan amarah.
Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk menjaga ucapan selama berpuasa agar memperoleh keberkahan dan keutamaan dari ibadah tersebut.
Hal-hal yang membatalkan puasa
Menurut ilmu fikih, perkara yang membatalkan puasa hanyalah yang masuk atau keluar dari dua lubang (mulut dan kemaluan), seperti
1. Makan dan minum.
2. Muntah dengan sengaja.
3. Bersetubuh.
4. Haid dan nifas, dan lain sebagainya.
Berkata kasar dan kotor saat berpuasa memang tidak membatalkan puasa, tetapi perbuatan ini tetap dilarang dan dibenci Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak memerlukan dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari).
Berkata kasar dan kotor saat berpuasa tidak membatalkan puasa secara hukum, tetapi perilaku tersebut bisa mengurangi pahala puasa. Dalam Islam, puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala perbuatan buruk, termasuk ucapan yang menyakiti orang lain.
Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan hawa nafsu, amarah, serta menjaga lisan dari ucapan buruk. Sikap ini mengajarkan umat Islam untuk memperbaiki akhlak dan meraih pahala serta keberkahan di bulan suci Ramadhan. (Lingkar Network | Anta – Kabarhariini.id)