Berita TerkiniPemerintahan

Peringati Nuzulul Qur’an, Bupati Jepara: Jadikan Sebagai Spirit Pembangunan Daerah

JEPARA, Kabarhariini.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menggelar peringatan malam Nuzulul Qur’an dalam rangkaian ibadah di bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Acara tersebut berlangsung khidmat di Pringgitan Pendopo R.A. Kartini pada Rabu malam, 19 Maret 2025.

Acara ini dihadiri oleh jajaran Kepala Perangkat Daerah, sejumlah tokoh agama di Kabupaten Jepara dan pemangku kepentingan terkait. Dalam sambutannya, Bupati Jepara Witiarso Utomo menekankan agar menjadikan semangat Qur’an dalam peringatan Nuzulul Qur’an ini sebagai landasan untuk pembangunan daerah.

“Semoga spirit Qur’an dan dalam momentum peringatan Nuzulul Qur’an ini bisa kita jadikan landasan untuk pembangunan Jepara,” kata Mas Wiwit, sapaan akrabnya.

Pada momentum pertama kali peringatan Nuzul Qur’an dengan amanah baru sebagai Bupati Jepara, Mas Wiwit berharap tugasnya sebagai pemimpin di Kabupaten Jepara bisa membawa kemanfaatan.

“Semoga amanah ini bisa bermanfaat bagi Jepara dan amanah ini mesti didukung oleh semua elemen masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan Jepara lima tahun mendatang di tengah kondisi ekonomi yang melambat menjadi tantangan yang harus dilalui dengan spirit untuk bangkit bersama.

“Semoga kita tetap bisa menjalankan pembangunan dan kemajuan di Jepara dan semoga mendapatkan petunjuk dan rida dari Allah sehingga diberikan kemudahan,” harapnya.

Ia pun berharap Kabupaten Jepara dijauhkan dari gangguan, bencana, serta segala sarana dan prasarana daerah menjadi lebih baik ke depannya.

“Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas-tugas kita,” pungkasnya.

Sementara itu, KH Hayatun Abdullah Hadziq menyampaikan, bahwa ulama membagi puasa menjadi tiga tingkatan. Tingkatan pertama adalah puasa orang awam.

“Puasa orang awam itu hanya menahan lapar tetapi masih suka menggunjing, mata masih melihat hal yang dilarang, dan telinga masih mendengar hal-hal negatif,” terang Mbah Hayatun, sapaan akrabnya.

Tingkatan kedua, lanjut Mbah Hayatun, adalah puasa khusus. Selain menahan diri dari makan dan minum, seseorang juga mampu menjaga anggota tubuhnya dari perbuatan maksiat. Seperti menjaga pandangan, menahan lisan dari gibah dan fitnah, serta menghindari perbuatan yang dapat merusak nilai ibadah. 

Selanjutnya, tingkatan tertinggi adalah puasa istimewa, yang hanya dilakukan oleh orang-orang pilihan seperti para nabi dan orang-orang saleh. Dalam tingkatan puasa tersebut, hati seseorang benar-benar hanya tertuju kepada Allah.

“Semoga Pak Bupati diberikan kekuatan serta kemudahan jalan untuk membangun Jepara lebih baik, maju dan sejahtera serta mampu menjalankan roda pemerintahan yang mendapat rida dari Allah,” tutupnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Kabarhariini.id)

Artikel Terkait

Back to top button