Pedagang Kantin di Kudus Ngeluh Sering Tutup Sejak Ada Program MBG

KUDUS, Kabarhariini.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mulai diterapkan di sejumlah sekolah di Kabupaten Kudus sejak Senin, 13 Januari 2025 membawa manfaat besar bagi siswa. Namun, di sisi lain, program ini berdampak signifikan pada pendapatan pedagang kantin sekolah.
Frida (35), salah satu pedagang kantin di Kecamatan Mejobo, mengaku mengalami penurunan omzet hingga 20 persen sejak program MBG dijalankan.
Sebelum adanya program ini, siswa sering membeli makanan di kantinnya, terutama untuk makan siang. Kini, mereka lebih memilih paket makanan yang disediakan oleh program pemerintah.
“Biasanya saya menyediakan sekitar 100 porsi makanan setiap hari, tapi sekarang hanya 40-50 porsi untuk sarapan. Itu pun belum tentu habis,” ujar Frida baru-baru ini.
Akibat sepinya pembeli, beberapa pedagang kantin di sekolahnya bahkan memilih untuk berhenti sementara.
“Kantin di sebelah saya sering tutup karena semakin sepi pembeli,” tambahnya.
“Kami mendukung program ini, tapi semoga ada cara agar pedagang kantin seperti kami tetap bisa mendapatkan penghasilan yang layak,” harap Frida.
Hal serupa diungkapkan oleh salah satu pedagang lain yang enggan disebutkan namanya. Ia memilih untuk mengurangi menu makanan berat dan hanya menjual jajanan ringan serta minuman.
“Kalau dulu saya juga menjual makan siang, sekarang sudah tidak lagi,” katanya.
Kudus Anggarkan Rp 17,38 Miliar untuk 5 Hari Makan Bergizi Gratis, Hanya SD dan SMP
Program MBG ini dirancang untuk memberikan suplai makanan gratis kepada siswa dari tingkat TK hingga SMA sederajat. Untuk tahap awal, sebanyak 3.263 siswa dari 17 sekolah di Kecamatan Mejobo menerima manfaat program ini.
Setiap paket makanan berisi nasi, lauk pauk, sayur, dan susu dengan nilai Rp 10 ribu per porsi. Meski memberikan manfaat bagi siswa, para pedagang kantin berharap pemerintah dapat memberikan solusi agar usaha mereka tetap berjalan. (Lingkar Network | Mohammad Fahtur Rohman – Kabarhariini.id)