Pemerintahan

Konflik Antar Pengelola Parkir, Pemkot Semarang Akui Kurang Sosialisasi

SEMARANG, Kabarhariini.id – Konflik antar pengelola parkir pasar tradisional di Kota Semarang pasca pengumuman hasil seleksi pengelolaan lahan parkir oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sempat menegang. Ketegangan itu muncul saat pemenang seleksi mulai bekerja di beberapa titik pasar seperti Pasar Johar.

Menanggapi konflik itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Aniceto Magno Da Silva, atau yang akrab disapa Bang Amoy, mengundang semua pihak yang terlibat dalam pertemuan di Kantor Kecamatan Semarang Tengah.

“Masalah mulai muncul setelah pemenang lelang mulai turun ke lapangan. Beberapa pihak yang sebelumnya mengelola merasa tidak dilibatkan. Supaya tidak terjadi gesekan, kami kumpulkan semuanya untuk menyelesaikan ini,” ujarnya, Selasa, 3 Juni 2025

Ia menegaskan bahwa proses seleksi pengelola pasar dilakukan secara profesional dan terbuka, tanpa melibatkan organisasi kemasyarakatan (ormas) manapun.

“Jangan sampai ini digoreng-goreng soal ormas. Oh ini Pemuda Pancasila (PP), atau ormas ini. Padahal mereka ini menang secara profesional atas nama CV dan PT, bukan ormas,” ujarnya.

Amoy mengakui bahwa kurangnya sosialisasi menjadi pemicu utama ketegangan. Menurutnya, sistem lelang yang diterapkan tahun ini masih dalam tahap uji coba dan akan dievaluasi untuk penyempurnaan ke depan.

“Saya minta maaf karena sosialisasi kurang. Namun, ini baru uji coba, tahun depan akan kami benahi agar semua pihak merasa dilibatkan, dan tidak ada yang dirugikan dari yang menang dan yang kalah,” katanya.

Apabila masih ada ketegangan antar pengelola, ia akan mengubah sistem parkir berbasis elektronik untuk menghindari konflik kepentingan dan kebocoran pendapatan.

“Jadi tadi kami tegaskan, kalau masih bergejolak, nanti akan kami buat yang ada portalnya, atau menggunakan elektronik, lebih hemat, PAD masuk. Nah ini nanti tapi banyak yang tidak kerja, makanya tolong dibantu menjaga kondisi Semarang agar aman,” ujarnya.

Sejumlah pengelola lama mengungkap keberatan atas proses seleksi yang disebut tidak adil dan diduga terdapat monopoli dalam prosesnya.

Salah satu pengelola lama, Wawan Menthek, menyebut mekanisme yang dijalankan dalam proses seleksi tersebut belum cukup adil.

“Nyuwun sewu (mohon maaf) proses lelang kemarin itu kesannya kayak monopoli, di Semarang itu banyak CV pengelola, tapi hampir semua pasar dikelola hanya oleh tiga CV itu. Kami berharap sistem kerja sama ini bisa lebih merata. Jangan sampai kesannya dimonopoli,” tegasnya.

Terlebih, menurutnya para pengelola parkir pasar biasanya memang bekerja sama dengan warga setempat, untuk mempekerjakan mereka.

“Juru parkir pastinya warga setempat, pengelola parkir di Semarang itu yang profesional ada banyak, tidak hanya tiga CV itu. jadi biasanya seperti daerah Jatingaleh itu mengelola orang sana,” ujarnya.

Sementara itu, Bayu Prasetyo Nugroho, yang merupakan Komandan Koti Pemuda Pancasila (PP) Jawa Tengah menegaskan bahwa Ormas PP tidak terlibat apapun dalam konflik pengelolaan parkir pasar di Kota Semarang.

“Ini proses yang profesional. Tidak ada kaitan dengan ormas Pemuda Pancasila, kita clear tidak ikut-ikut. Memang sempat ada salah paham di Johar Utara dan Tengah karena kebetulan pemilik CV itu adalah kader PP, jadi kami kesini juga meluruskan berita bahwa Ormas mengelola parkir itu tidak benar,” ujarnya.

Jurnalis: Syahril Muadz
Editor: Utia Lil

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kabarhariini.id

Artikel Terkait

Back to top button