Masyarakat Rasakan Manfaat Konservasi Mangrove di Pesisir Pantai Tluwuk Pati

PATI, Kabarhariini.id – Warga pesisir Pantai Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa mulai merasakan Konservasi Mangrove yang dilakukan Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KMMD) Kabupaten Pati.
Keberadaan hutan mangrove di Pantai Tluwuk saat ini tidak hanya berfungsi sebagai pencegah abrasi saja, melainkan telah dimanfaatkan oleh petambak garam dan nelayan sebagai tempat untuk mencari nafkah.
Bahkan kawasan tersebut juga tengah diupayakan untuk menjadi destinasi wisata alam yang menyajikan pemandangan mangrove.
Kepala KMMD Kabupaten Pati, Sukarno mengatakan bahwa konservasi yang dilakukan para pemuda setempat tidak terlepas dari adanya tanah timbul di Pesisir Pantai Tluwuk di setiap tahunnya. Saat ini, pesisir Pantai Tluwuk yang telah ditanami mangrove mencapai 25 hektar.
“Setiap tahun pasti ada tanah timbul, sehingga luasnya bertambah terus. Itu kita berupaya untuk kita tanami agar dampak positifnya ke nelayan kecil,” ujar Sukarno saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu, 5 Februari 2025.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan akademisi Universitas Negeri Semarang, tanah timbul di Pesisir Pantai Tluwuk mencapai 25 hektar. Melihat adanya tanah timbul tersebut, para pemuda setempat pun langsung menanaminya dengan mangrove jenis Rhizophora, Bruguiera serta Avicennia.
“Satu bulan yang lalu saat dihitung oleh Mahasiswa Unnes itu ada 25 hektar,” jelas dia.
Dia berharap tanaman mangrove yang ditanam di pesisir Pantai Tluwuk dapat tumbuh subur. Sehingga dapat menyerap polutan atau air yang berasal dari pembuangan tambak.
“Terus bisa menyerap polutan-polutan yang dibuang dari tambak sehingga air yang dimasukkan ke tambak itu relatif bagus,” tandasnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Kabarhariini.id)