Gaya HidupKesehatan

Ibu Menyusui Ingin Puasa Ramadhan? Pertimbangkan 5 Kiat Ini

Kabarhariini.id – Dokter spesialis gizi klinis, Dr dr Luciana B Sutanto MS SpGK dalam siaran Instagram Ramadan Series “Happy at Home with Hometown” membagikan kiat memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada bayi saat puasa Ramadhan.

Terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian ibu agar ASI yang dihasilkan tetap optimal dan sempurna untuk bayi.

Perhatikan Asupan Makanan

Bagi para ibu menyusui (busui) yang hendak menjalankan ibadah puasa sebaiknya sangat memperhatikan asupan makanan dengan baik saat berbuka dan sahur.

“Ibu menyusui, apalagi jika bayi yang disusui sudah besar misalnya usia lima sampai delapan bulan, itu sebenarnya butuh banyak ASI. Maka ibu menyusui harus sangat memperhatikan asupan makanan dan minuman,” katanya.

Asupan Air Putih 8 Gelas Sehari

Dokter Luciana menganjurkan agar produksi ASI tetap terpenuhi, ibu menyusui membutuhkan lebih dari kebutuhan asupan air putih delapan gelas air putih sehari.

“Idealnya habis menyusui minum segelas, itu di luar jadwal makan sehari tiga kali dan selingan makan sehari dua sampai tiga kali ya. Jadi ibu menyusui setiap habis makan wajib minum segelas, sehabis nyemil wajib minum segelas,” kata President of Indonesian Nutrition Association (INA) tersebut.

Memompa ASI saat Malam Hari

Hal tersebut tentu sulit dilakukan saat ibu menyusui menjalankan ibadah puasa, maka disarankan untuk memerah ASI saat malam hari.

“ASI perah segar bisa diberikan keesokan harinya kepada buah hati,” kata dr Luciana.

Ikuti Panduan “Isi Piringku”

Disarankan, ibu menyusui makan sesuai dengan panduan “Isi Piringku” yakni porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring terdiri dari 50 persen buah dan sayur, 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

“Kalau sudah memenuhi itu sebetulnya sudah cukup. Segelas susu bisa jadi tambahan pelengkap,” kata dia.

Berolahraga

Dr Luciana juga mengingatkan agar selama puasa Ramadhan tetap menjalankan hidup aktif dengan berolahraga.

“Dianjurkan berolahraga aerobik seperti jalan kaki santai jelang puasa. Kalau mau yang high intensity bisa dilakukan setelah berbuka,” ternagnya. (Lingkar Network | Anta – Kabarhariini.id)

Artikel Terkait

Back to top button