Kasus TBC di Jawa Tengah Capai 80 Ribu per Tahun, Stigma Negatif Jadi Kendala Penanganan

SEMARANG, Kabarhariini.id – Tuberkulosis (TBC) masih menjadi tantangan serius bagi Provinsi Jawa Tengah. Setiap tahunnya, rata-rata ditemukan 80 ribu kasus baru. Meski angka kesembuhan mencapai lebih dari 90 persen, rendahnya keterbukaan masyarakat dalam melaporkan penyakit ini menjadi kendala utama dalam upaya penanganan.
Ketua Yayasan Mentari Sehat Indonesia, Supriyanto, mengungkapkan bahwa TBC di Jawa Tengah ibarat fenomena gunung es. Sebab jumlah kasus yang terdata jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penderita sebenarnya di masyarakat.
“Kasus TBC di Jateng dalam setahun bisa mencapai 80 ribu kasus baru. Artinya, di setiap kabupaten/kota rata-rata ditemukan sekitar 2.000 pasien baru setiap tahunnya. Mayoritas penderita adalah masyarakat usia produktif, antara 17 hingga 45 tahun,” ujarnya usai Rapat Koordinasi Wilayah Program Eliminasi TBC Komunitas Provinsi Jawa Tengah di Novotel, Rabu, 5 Februari 2025.
Menurutnya, salah satu penyebab masih tingginya angka kasus TBC adalah stigma negatif yang melekat pada penyakit ini, terutama di dunia kerja. Banyak penderita yang enggan melaporkan atau berobat karena takut mendapat diskriminasi.
“Semakin banyak kasus yang ditemukan, semakin baik, karena itu berarti lebih banyak penderita yang bisa mendapat pengobatan,” tambahnya.
Rapat koordinasi ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antar-stakeholder dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap TBC. Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Haerudin, yang turut hadir dalam acara tersebut, menegaskan bahwa penanganan TBC membutuhkan kerja keras lintas sektor.
“Ada tiga hal yang menjadi konsentrasi utama, yaitu menemukan penderita TBC, melakukan pencegahan, dan melaksanakan pendampingan bagi pasien. Peran relawan di lapangan sangat penting dalam upaya ini,” ujarnya.
Diharapkan dengan kolaborasi berbagai pihak, penemuan kasus TBC dapat lebih masif, sehingga pengobatan menjadi lebih tepat sasaran dan angka penularan dapat ditekan secara signifikan.(Lingkar Network | Rizky Syahrul – Kabarhariini.id)