Religi

5 Amalan bagi Wanita Haid saat Ramadhan, Perbanyak Dzikir hingga Menjaga Kebersihan

Kabarhariini.idBulan suci Ramadhan, umat Muslim berusaha meningkatkan ibadah seperti berpuasa, bershalawat, menunaikan sholat tarawih, serta berbagi dengan sesama.

Namun, bagi perempuan yang sedang mengalami haid, terdapat beberapa ketentuan khusus dalam beribadah. Mereka tidak diwajibkan melaksanakan sholat dan dilarang menyentuh salinan Al-Quran secara langsung.

Lantas, bagaimana cara seorang perempuan tetap bisa beribadah selama masa haid?

Haid atau menstruasi merupakan proses alami yang dialami hampir semua perempuan. Ini merupakan bentuk pendarahan yang berasal dari dinding rahim dan biasanya berlangsung selama 5 hingga 7 hari, dengan siklus berkisar antara 28 hingga 35 hari.

Dalam Al-Quran, haid disebut sebagai adza, yang berarti sesuatu yang bisa menyebabkan rasa sakit, tetapi bukanlah suatu penyakit. Meskipun tidak dapat menunaikan ibadah tertentu, ada beberapa amalan yang tetap bisa dilakukan oleh perempuan saat sedang haid. Simak amalan apa saja yang bisa dilakukan wanita saat haid di bulan puasa Ramadhan.

Amalan wanita yang sedang haid di bulan Ramadhan

Berdasarkan informasi dari MUI, NU online, serta berbagai sumber lainnya, terdapat sejumlah amalan yang bisa dilakukan oleh perempuan saat haid. Meskipun sedang tidak dalam keadaan suci, mereka tetap memiliki kesempatan untuk berbuat kebaikan dan meraih keberkahan bulan Ramadhan.

Perempuan yang sedang haid masih bisa menjalankan berbagai ibadah yang tidak mensyaratkan kesucian, sehingga tetap dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan amalan yang dianjurkan.

Berikut diantara amalannya:

1. Memperbanyak dzikir dan sholawat

Perempuan yang sedang haid tetap diperbolehkan untuk berdzikir dan bershalawat. Amalan ini tidak hanya mendatangkan ketenangan jiwa, tetapi juga menjadi ladang pahala. Mengucapkan kalimat thayyibah seperti tahmid, tasbih, dan takbir bisa menjadi pengganti shalat. Rasulullah SAW bersabda:

“Bertasbih 100 kali maka ditulislah untuknya 1000 kebaikan atau dihapus darinya 1000 kesalahan.” (HR Imam Muslim)

2. Murajaah atau mengulang hafalan Al-Quran

Saat haid, perempuan dilarang menyentuh dan membawa salinan Al-Quran. Namun, hal ini tidak menghalangi mereka untuk tetap mendapatkan pahala membaca Al-Quran. Bagi yang telah menghafal-nya, murajaah atau mengulang hafalan tetap bisa dilakukan. Alternatif lain yang bisa dilakukan adalah membaca terjemahan Al-Quran untuk tetap mendapatkan manfaat dan keberkahan-nya.

3. Istiqamah dalam beristighfar

Beristighfar merupakan amalan yang bisa dilakukan kapan saja, termasuk saat haid. Selain sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, istighfar juga memiliki banyak keutamaan. Rasulullah SAW bersabda:

من لزم الاستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب

“Barangsiapa yang istiqamah membaca istighfar, maka Allah akan memberinya jalan keluar dari setiap kesulitan, Allah akan memberinya kebahagiaan dari setiap kesusahan, dan Allah akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (HR Imam Abu Dawud)

4. Menjaga kebersihan diri

Sebagian perempuan masih memiliki anggapan keliru bahwa saat haid mereka tidak perlu menjaga kebersihan, seperti enggan menyisir rambut atau memotong kuku karena dianggap tidak diperbolehkan.

Padahal, Islam justru sangat menganjurkan kebersihan dalam segala kondisi. Dalam sebuah hadits, Aisyah RA menceritakan bahwa ketika ia mengalami haid saat berhaji bersama Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda:

دعي عمرتك وانقضي رأسك وامتشطي

“Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu dan ber-sisir-lah…” (HR Bukhari 317 & Muslim 1211)

5. Memperbanyak membaca doa

Salah satu amalan yang bisa dilakukan oleh perempuan saat haid adalah memperbanyak doa. Doa merupakan bentuk ibadah yang tidak terbatas oleh waktu dan kondisi, sehingga tetap bisa diamalkan kapan saja, termasuk bagi perempuan yang sedang menstruasi.

Salah satu doa yang dianjurkan untuk terus dibaca adalah doa yang diriwayatkan dari Aisyah RA dalam rangka menyambut malam Lailatul Qadar. Dalam kitab Musnad Imam Ahmad bin Hanbal, disebutkan bahwa Aisyah RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang doa yang sebaiknya dipanjatkan ketika bertemu malam Lailatul Qadar. Lalu, Nabi SAW memberikan jawaban mengenai doa yang dianjurkan untuk dibaca di malam tersebut, yakni:

اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ، فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Pengampun yang menyukai orang yang meminta ampunan, karenanya ampunilah aku”. (Lingkar Network | Anta – Kabarhariini.id)

Artikel Terkait

Back to top button