4 Minggu Pasar Hewan Ditutup, Pemkab Blora Kehilangan Retribusi Belasan Juta Rupiah
BLORA, Kabarhariini.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora kehilangan pendapatan retribusi pasar sebesar Rp 17 Juta akibat penutupan dua pasar hewan selama empat minggu terkait penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak.
Hal itu diungkapkan Kabid Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dindakop UKM) Blora, Margo Yuwono Rabu, 5 Februari 2025.
“Potensi pedapatan restribusi pasar hewan yang hilang selama penutupan sementara sebanyak Rp 17 juta lebih,” ujar dia.
Hingga saat ini, kata Margo, pihak Dindakop UKM Blora belum menerima rekomendasi dari DP4 Blora untuk dilakukan pembukaan dua pasar tersebut.
“Belum ada pernyataan apapun dari DP4, karena Kamis (6 Februari 2025) baru dirapatkan,” terang Margo.
“Sesuai edarannya kan sampai tanggal 6 (Februari),” tambah dia.
Pada penutupan tahap dua, kata dia, awalnya sudah mereda bahkan tidak ada temuan kasus. Namun laporan dari DP4 pada awal Februari 2025 temuan kasus kembali terjadi, meskipun tidak seperti sebelum dilakukan penutupan.
“Kita masih menunggu hasil rapat dari DP4, untuk koordinasi terkait keputusannya,” tambah dia.
Lebih lanjut, ia mengaku menerima banyak keluhan langsung dari peternak, pedagang, dan paguyuban pasar terkait kepastian pembukaan dua pasar hewan tersebut.
“Paguyuban inginnya segera beraktivitas kembali. disitu kan ada pedagang-pedagang harian, baik alat pertanian, ada pedagang sovenir aksesoris. dengan ditutupnya pasar hewan (untuk perdagangan sapi) kan pendapatan mereka menurun,” ujar dia.
Lebih lanjut, ia mengaku lebih suka pasar tersebut dibuka, karena dapat memutar roda perekonomian kerakyatan di dua Pasar Hewan tersebut.
“Kembali lagi, ada pertimbangan lain. Bila Pasar tersebut dilaksanakan dibuka dan berakibat lebih buruk penyebaran PMK semakin meluas, maka akan lebih merugikan, lebih baik ditutup dulu,” kata dia.(Lingkar Network | Eko Wicaksono – Kabarhariini.id)
