Berita TerkiniSosial

Wabah PMK di Pekalongan: Produksi Susu Sapi Stabil, Tapi Kesehatan Ternak Terancam

PEKALONGAN, Kabarhariini.id – Meskipun wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak sejak akhir 2024, namun produksi dan permintaan susu sapi di Kota Pekalongan tetap stabil. Salah satu kelompok peternak yang masih produktif adalah Kelompok Maju Makmur Clumprit di Kelurahan Degayu, Kecamatan Pekalongan Utara.

Pemilik kandang, Daryanto memastikan bahwa produksi susu di tempatnya tidak terganggu wabah PMK. 

“Kami menghasilkan sekitar 70 liter susu per hari. Alhamdulillah, konsumen tetap rutin membeli, terutama penjual susu STMJ, pedagang makanan, dan pembuat roti,” ujarnya, Jumat, 17 Januari 2025.

Kandang yang dikelola Daryanto memiliki 20 ekor sapi, terdiri dari 7 sapi laktasi, 5 sapi pejantan, dan sisanya adalah anakan sapi (pedhet) serta sapi betina muda (sapi dara). Ia mematok harga susu di tingkat distributor sebesar Rp11 ribu per liter, dengan kenaikan tahunan sekitar Rp500 untuk menyesuaikan biaya operasional.

Meski bisnis susu tetap berjalan stabil, ancaman virus PMK menjadi perhatian serius. 

“Kami khawatir dengan virus ini karena berpotensi mematikan ternak. Namun, kami terus berupaya menjaga kesehatan sapi melalui vaksinasi, pemberian makanan bergizi, dan menjaga kebersihan kandang dengan disinfektan,” jelas Daryanto.

PMK Jangkit 55 Sapi di Kabupaten Pekalongan, Sosialisasi dan Edukasi Peternak Ditingkatkan

Ia menambahkan, meski produksi lokal terus berjalan, kebutuhan susu masyarakat Kota Pekalongan sebenarnya belum terpenuhi sepenuhnya. 

“Sebagian susu masih harus didatangkan dari Salatiga untuk mencukupi permintaan pasar,” tambahnya.

Daryanto juga menegaskan bahwa susu sapi yang diproses dengan benar aman untuk dikonsumsi.

“Kami terus memastikan kualitas susu yang dihasilkan tetap baik, meski ada ancaman PMK,” pungkasnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Kabarhariini.id)

Artikel Terkait

Back to top button