17 Sapi di Jepara Terjangkit PMK pada Awal 2025 Ini, 1 Ekor Dipotong Paksa

JEPARA, Kabarhariini.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara mencatat terdapat 17 ekor sapi terjangkit virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada awal 2025 ini. Satu di antaranya diberikan tindakan pemotongan sebab kondisinya yang sudah parah.
“Kasus terbanyak berasal dari Kecamatan Kembang dengan temuan 5 ekor sapi terjangkit PMK,” kata Kepala DKPP Kabupaten Jepara melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Mudhofir, Rabu, 8 Januari 2025.
Mudhofir mengungkapkan, pada Senin, 6 Januari 2025 lalu, DKPP Jepara menemukan sebanyak 8 sapi terindikasi PMK di Pasar Hewan Pon Bangsri. Dari 8 sapi tersebut, 6 ekor berasal dari Kabupaten Pati dan 2 ekor dari Desa Bondo, Kecamatan Bangsri.
“Petugas di lapangan secara langsung meminta pedagang untuk membawa pulang hewan ternak yang terjangkit PMK,” ujarnya.
Pihaknya memperkirakan, bahwa 90 persen lebih penularan virus PMK akibat dari ternak baru yang dibawa ke kandang. Namun pihaknya belum dapat mengidentifikasi dari wilayah mana ternak tersebut berasal serta riwayat vaksinasi ternak baru. Sebab menurutnya rantai distribusi ternak yang cukup cepat dan berpindah-pindah setiap harinya.
“Beberapa langkah yang kami lakukan diantaranya vaksinasi, penyuluhan kepada para peternak, penyemprotan dan pembagian disinfektan di sentra penjualan ternak, serta mengimbau kepada para peternak untuk jangan membeli ternak yang sakit,” kata Mudhofir.
Ia menjelaskan sejak 2022 Kabupaten Jepara belum berstatus bebas PMK. Namun Pemkab Jepara melalui sejumlah instansi telah mengupayakan sejumlah langkah guna menekan angka PMK tiap tahunnya.
Berdasarkan data yang ia terima, di tahun 2022 terdapat sekitar 1.600 kasus PMK, jumlah tersebut kian menurun menjadi 180 kasus di 2023, 82 ekor di tahun 2024, dan 17 ekor per hari ini.
Mudhofir pun mengaku terkendala pada kurangnya jumlah petugas. Untuk mengcover seluruh wilayah di Jepara, hanya terdapat 10 petugas yang terbagi dalam dua tim yang melakukan penanganan setiap hari. Namun dengan adanya pelayanan profesi seperti mantri hewan, kendala tersebut dapat sedikit terbantu.
“Kami juga dibantu dari BPBD, Polres dan Kodim. Melalui Bhabinkamtibas dan Babinsa untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi di desa-desa,” tandasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Kabarhariini.id)